Minggu, 18 September 2011

Ki Cokro

Cokro Winangun adalah salah satu murid dari Ki Selo Ik Kromo. Ki Cokro memiliki ciri fisik yang khas , beliau memiliki ciri belang separo diwajahnya. Beliau sangat terkenal dengan gaya bicara dan tertawanya yang keras. Dalam kesehariannya beliau sangat suka dengan makan-makanan yang pedas.
Ki Cokro pernah menjabad menjadi Patih di suatu kerajaan, tapi sayang beliau tidak mau mejabat lebih lama, beliau hanya menjabat selama satu musim penghujan saja, beliau lebih memilih mengundurkan diri dan menyerahkan kedudukannya pada Raden Mas Arjuno (Raden Njeliteng), ketika itu beliau memilih pergi ke desa untuk mengabdi kepada masyarakat setempat sebagai kaum biasa yang membela Raja, hanya sampai suatu ketika beliau dipanggil kembali sebagai penasehat kerajaan.
Ki Cokro terkenal karena kepiawaiannya dalam mengatur strategi pertahanan, beliau terkenal dalam setiap keberhasilannya dalam menangkap gerak-gerik penghianatan yang ada. Beliau selalu memberikan rincian alasan penjelasan secara mendasar kepada raja saat itu sehingga beliau menjadi orang kepercayaan raja hingga akhir hidupnya. Ki Cokro wafat di daerah Kudus-Djawa Tengah.

Gusti Aryo Pangestu

Kanjeng Gusti Aryo atau sering juga disebut Gusti Aryo Pangestu adalah salah satu murid dari Ki Selo Ik Kromo. Beliau dididik untuk belajar menjadi seorang Raja yang agung dan juga berwibawa. Beliau termasuk murid Ki Selo Ik Kromo yang termuda waktu itu. Gusti Aryo Pangestu merupakan Cicit dari Kanjeng Gusti Lesmono.

Gusti Aryo Pangestu merupakan keturunan tunggal yang masih ada setelah terjadi peperangan antara saudara dari keturunan Kanjeng Gusti Lesmono. Beliau sengaja diasingkan oleh keluarga karena dikhawatirkan beliau akan dibunuh oleh keluarga yang lain, beliau dikirim oleh keluarganya keluar kerajaan menuju tempat Ki Selo Ik Kromo dengan tujuan agar beliau dapat belajar bertahan hidup walau sudah tidak dikerajaan sendiri.

Raden Mas Arjuno

Raden Mas Arjuno adalahsalah satu murid dari Ki Selo Ik Kromo, Beliau adalah murid kedua Ki Selo Ik Kromo setelah Ki Cokro. Beliau menggantikan Ki Cokro sebagai patih dan berhasil memperluas kekuasaan kerajaan. Beliau lebih sering dikenal dengan sebutan Raden Njeliteng, itu dikarenakan kulit beliau yang berwarna hitam legam. Beliau juga lebih dikenal karena kekaleman dirinya, tapi walaupun demikian beliau lebih dipandang berwibawa dibandingkan patih lainnya dihadapan raja.
Raden MAs Arjuno pernah mendapat amanah dari Ki Selo Ik Kromo jika beliau akan pulang maka beliau disuruh pegilah keselatan. Raden Mas Arjuno pun selalu mengingat amanah tersebut.

Suatu Raden Mas Arjuno bertemu kembali dengan Ki Selo Ik Kromo dikediamannya, dan saat itu beliau diberi sebuah cambuk. Dan saat itu Ki Selo Ik Kromo menyuruh Raden Mas Arjuno untuk menggunakannya sebagai sabuk, Raden Mas Arjuno pun menurutinya.

Suatu ketika terjadi peperangan antara kerajaan Raden Mas Arjuno dengan kerajaan lain yang telah bekerjasama dengan bangsa ghaib, ketika itu pasukan Raden Mas Arjuno sudah kualahan menghadapi serangan dan gempuran kerajaan musuh. Entah darimana datangnya sebuah suara menyerupai suara Ki Selo Ik Kromo yang berkata ” Gunakan Sabukmu! Sabet kearah mereka!” , dan dalam seketika pasukan lawan luluh lantah berterbangan melayang jauh ke udara. Saat itu juga nama Raden Mas Arjuno terkenal hingga pelosok kerajaan lain dan ditakuti.

Pada suatu saat Raden Mas Arjuno teringat akan pesan Ki Selo Ik Kromo sebagai seorang gurunya, dan akhirnya beliaupun pergi kearah selatan, setelah itu Raden Mas Arjuno pun dikabarkan menghilang tidak kembali lagi.

Ki Modo Suryo Kencono

Ki Modo Suryo Kencono adalah putra kedua Ki Ya’man. Beliau sering dipanggil dengan julukan Modo Si Anom Lengan , julukan tersebut beliau dapat karena kekuatan tangannya mampu menghajar beton yang ada saat itu.  Ki Modo memang terkenal keangkuhannya hingga sampai suatu saat beliau beranjak dewasa , beliau pergi kehutan untuk menyendiri mencari jati dirinya. jika dibandingkan dengan kakaknya , darah dari sang ayah Ki Ya’man lebih banyak mengalir pada beliau. ini dibuktikan dari kesamaan sikapnya.
Ketika dewasa beliau memutuskan untuk meninggalkan rumah untuk selamanya dan tak akan kembali bila kedudukan waktu itu tidak sama rata. beliau memutuskan untuk meninggalkan rumah pergi ke selatan mencari bekal ilmu kanuragan , karena beliau tidak pernah puas dengan apa yang beliau miliki saat itu.
Berdasarkan berita terakhir beliau berada diatas tanah djawi sebagai sebagai pengawal kerajaan. dan hingga kini kabar tentang kematiannya tidak ketahui dimana dan kapan serta apa penyebabnya. dan beliau sering dipanggil kesatria  yang tidak memiliki asal usul karena beliau tidak pernah memberitahukan kepada siapapun dirinya.


Macan Gending

Macan gending adalah salah satu pengawal Ki Ya’man, Macan Gending sangat dekat dengan Ki Ya’man. Beliau adalah salah satu patih yang ada di keraton kerajaan Ki Ya’man, beliau dipercaya oleh raja ya’man untuk menjaga istana ketika ki ya’man pergi dari kerajaan untuk menetap didesa bersama sang istrinya dewi andong.
Macan Gending adalah seorang denawa bermuka macan bertubuh manusia. Beliau memiliki wibawa dan kharisma yang bisa dibilang tinggi dari denawa biasa. Macan Gending dianggap raja sebagai sesorang yang berjiwa besar, walau begitu beliau tetap berhati luhur. Dalam masa pemerintahan raja Ki Ya’man beliau termasuk patih yang lama dalam kerajaan.
Macan Gending terkenal juga karena cara bicaranya yang sedikit cedal. Ki Gending Memiliki kemampuan Haresyudho bayu Bayu Ali, yang berarti keberaniannya melebihi yang lain. Macan Gending terkenal karena tabiatnya yang penyabar dan tidak pernah menolak perintah raja.